Kamis, 18 Oktober 2018

Menulis, Sebuah Kerja Kreatif


"Menulis, Sebuah Kerja Kreatif"
Mungkin ‘menulis’ merupakan salah satu hal yang mudah dilakukan bagi sebagian orang, tetapi banyak orang juga atau khususnya para siswa dan mahasiswa yang tidak menyukai hal tersebut, yaitu menulis. Bukannya tidak suka, tetapi mereka lebih menjurus ke ‘malas’ untuk menulis. Mereka merasa bahwa menulis itu gampang, tapi pada kenyataannya ketika para siswa ataupun mahasiswa diberi tuga soleh pengajar mereka untuk menulis esai, cerpen, puisi, atau hal lainnya mereka pasti  akan kebingungan untuk menuliskan apa yang ada di pikiran mereka.
Orang-orang yang tidak pernah atau jarang menulis pasti akan kesulitan menulis ketika pertama kali, tetapi apabila orang-orang tersebut sering menulis maka lebih mudah untuk mereka menuangkan pikiran mereka dalam bentuk tulisan. Sebenarnya menulis itu mudah, kita hanya perlu menuangkan apa saja yang ada di pikiran kita. Jangan takut salah, karena semua orang pasti akan belajar dari kesalahan mereka, dan dengan kesalahan-kesalahan tersebut akhirnya kita bisa menjadi benar.
Menulis sangat erat kaitannya dengan membaca. Orang-orang yang sering membaca, baik itu novel, cerpen, puisi ataupun artikel-artikel di internet pastinya akan lebih mudah untuk menulis, karena mereka lebih mudah mendapat inspirasi dari tulisan-tulisan yang telah mereka baca dan akhirnya mereka akan menuangkan ide-ide tersebut ke dalam bentuk tulisan.
Saya sendiri akhir-akhir ini sangat malah untuk membaca. Pernah dalam satu kurun waktu, kira-kira kettika saya masih semester tiga saya sangat suka membaca. Tulisan yang saya baca adalah fanfiction secara online melalui gawai saya. Fanfiction merupakan cerita yang dibuat oleh para fans K-Pop khususnya, yang pada cerita tersebut tokoh utamanya adalah idola si penulis. Jika banyak orang yang menilai jika para k-popers (sebutan fans k-pop) itu alay, taunya Cuma cowok ganteng itu salah. Banyak para K-popers yang menjadi penulis dengan menulis fanfiction dan diunggah di blog mereka. Bahkan tidak sedikit pula karya-karya yang dicetak menjadi sebuah buku.
Bisa dilihat jika para penulis fanfiction ini bisa kreatif membuat cerita-cerita dari idolanya. Jadi para penulis ini mejadikan idolanya sebagai inspirasi untuk ide-ide kreatif mereka yang akhirnya dituangkan dalam bentuk tulisan yang sangat banyak digemari para remaja putri. Bahkan tidak hanya remaja putri yang menggemari cerita-erita tersebut, banyak orang dewasa juga yang menggemari cerita fanfition.
Kembali ke topik utama kita yaitu menulis. Menulis bisa menjadi ajang kreasi bagi para penulis. Para penulis akan berlomba-lomba dengan kreativitas mereka masing-masing untuk membuat tulisan. Maka dari itu setiap tulisan (yang ditulis oleh para penulis) memiliki ciri khas atau ciri khusu pada setiap tulisan mereka. Yaaa karena mereka memiliki kreativitas yang berbeda. Kreativitas-kreativitas tersebut bisa saja dilihat dari bahasa yang digunakan oleh para penulis, cara penulis menggambarkan tokoh atau menggambarkan suatu hal, dan masih banyak lagi. Jadi merupakan suatu wadah yang bisa dijadikan sebagai ajang adu kreativitas para penulis.
Sebagai penulis kita tidak boleh takut untuk mengungkapkan apa yang ada dipikiran kita. Kebanyakan orang takut atau tidak mau menulis karena mereka bingung dengan apa yang akan mereka tulis. Padahal mereka hanya perlu menulis apa yang ada dipikiran mereka. Yaa langsung saja tulis. Jangan takut salah!
Menulis merupakan suatu proses. Proses tersebut dimulai tulisan kita awalnya akan ‘mungkin’ akan diejek oleh sebagian orang. Namun sebagai penulis kita tidak boleh putus asa dengan ejekan orang yang diujukan untuk kita, malah kita harus menjadikan hinaan tersebut sebagai pegangan atau sebgai suatu hal yang dapat memotivasi kita agar bisa membuat tulisan yang lebih baik nantinya. Selanjutnya kita harus menambah kreativitas dalam menulis. Memang setiap orang memiliki kreativitas yang berbeda, dari kreativitas yang berbeda itulah yang akan menjadikan penulis mempunyai kekhasannya masing-masing. Preses selanjutnya adalah para pembaca sudah bisa menerima atau sudah paham dengan apa yang kita tulis, yang berarti tulisan kita sudah lebih menjadi lebih baik tentunya.
Seperti penulis yang bernama Tegsa Teguh Satriyo yang juga mempunyai cerita tentang proses menulis kretifnya. Proses kreatif penulisan puisi yang dijalani oleh Tegsa Teguh Satriyo, ketika pertama kali menulis puisi ia mendapat hinaan dari dosennya yakni Bapak Harjito. Tulisan pertama Tegsa Teguh Satriyo mendapat komentar “welik” dari Bapak Harjito. Sampai akhirnya hinaan tersebut dijadikan Tegsa Teguh Satriyo sebagai motivasi untuk membuat karya yang lebih baik lagi. Selanjutnya Tegsa Teguh Satriyo menyerahkan karya keduanya kepada Bapak Harjito, dan mendapat komentar “lumayan”. Setelah berusaha lebih kreatif lagi akhirnya Tegsa Teguh Satriyo mendapat komentar yang lebih baik dari Bapak Harjito. Sampai pada akhirnya sekarang Tegsa Teguh Satriyo dapat menerbitkan sebuah buku kumpulan puisi berjudul “Jejak Tubuh”.
Kalu melihat proses menulis dari Tegsa tidak ada alasan untuk kita jika kita tidak mau menulis, karena menulis merupakan sebuah proses. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak baik menjadi baik. Semangat meulis kreatif!




Senin, 01 Oktober 2018

Resensi Buku Udah Putusin Aja! Karangan Felix Y. Siauw

Happy reading guys ;)

Udah Putusin Aja!



Judul                   : Udah Putusin Aja
Penulis                : Felix Y. Siauw
Visual                 : Emeralda Noor Achni
Penerbit              : Alfatih Press
ISBN                  : 9786021799758
Tahun terbit        : 2015
Cetakan ke-        : III, Juni 2015
Jumlah Hlm       : 180

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata “putus”? Pacaran kah? Yuhu, sebagian besar dari kita pasti berpikir demikian ketika mendengar kata “putus”. Pacaran merupakan ekspresi cinta yang merupakan bentukan dari nafsu jiwa yang agaknya belum siap untuk menikah. Banyak kalangan muda memperjuangkan hubungan yang tidak jelas tujuannya. Akhirnya, tidak sedikit pula kalangan tersebut  menyesal akibat perbuatan-perbuatan berbau zina serta menjerumuskan ke jalan neraka yang dilakukan ketika pacarann.
Buku yang ditulis oleh Felix Y. Siauw ini mebahas tentang pacaran dalam kacamata islam. Malalui buku ini Felix Y. Siauw juga beraharap agar bukunya dapat menjadi konstribusi dakwah ditengah-tengah umat dengan memberikan penjelasan bagi remaja dengan dalil-dalil islam dan berbagai pengalaman masyarakat.
Degan penggunaan bahasa yang sangat renyah, gokil, dan pilihan katanya yang berkualitas. Saat membaca buku ini  para pembaca akan dibuat tersenyum sendiri, merasa makjleb, dan terkadang akan menarik napas panjang. Kombinasi lucu, tegas, dan cerdas dalam buku ini akan sangat menarik ketika dibaca. Selain itu tampilan buku (layout) sangat menarik dapat menarik perhatian para pembaca. Buku yang didominasi oleh warna merah muda dan dan biru ini disisipi gambar-gambar yang membuat buku ini lebih menarik, sehingga para pembaca tidak mudah bosan terlebih untuk para remaja yang mudah merasa bosan  ketika membaca karena buku karena tampilannya yang kurang menarik (hanya tulisan saja).
Secara umum, saya sangat merekomendasikan untuk membaca buku ini karena buku ini cocok dibaca untuk semua kalangan baik itu remaja, dewasa, maupun orang tua. Buku ini sangat bermanfaat karena dapat menambah ilmu dan iman, dan juga yang ingin mencegah perbuatan maksiat dianjurkan bahkan diwajibkan untuk membaca buku ini sehingga pembaca bisa mendapatkan pencerahan hati serta hidayah dari Allah SWT. Terima kasih




 

Minggu, 23 September 2018

My Biography


Rohmatul's Story

Rohmatul Hidayah,  lahir Grobogan 9 Januari 1998. Rohmatul adalah anak ke-2 dari dua bersaudara. Ayahnya  bernama Sayuti, dan ibunya bernama Rusilah. Dia tinggal di desa Rajek RT 07 RW 01 Kec. Godong Kab. Grobogan. Ayahnya  adalah seorang petani, dan ibunya  adalah seorang ibu rumah tangga. Rohmatul  mempunyai seorang  kakak perempuan  yang bernama Linda Wulandari yang terpaut 7 tahun lebih tua darinya. Saat ini kakaknya  belum bekerja, dan ia sedang berusaha mencari pekerjaan sebagai seorang guru.
Rohmatul mempunyai tinggi badan 155 cm dan berat badan 53 kg. ia mempunyai hobi membaca dan nonton film atau drama tentang cinta. ia mempunyai cita-cita yang selalu berubah. Saat SD ia mempunyai cita-cita sebagai guru, lalu SMP ingin menjadi koki dan photographer, namun saat SMA ia tidak mempunyai cita-cita yang jelas karena ia mempunyai cita-cita menjadi orang sukses. Hingga akhirnya ia sudah lebih dewasa akhirnya ia mempunyai cita-cita yang sama saat dia Sd yaitu menjadi seorang guru dan ditambah ingin membanggakan kedua orang tuanya.
Pada saat umur 5 tahun ia memulai pendidikannya  di TK Dharmawanita yang berada di desa saya yaitu desa Rajek. Saat duduk di bangku TK ia pernah mengalami kejadian dimana saat dia sedang bergurau dengan temannya tiba-tiba secara tidak sengaja temannya mendorongnya hingga terbentur tembok, saat itu ia sempat menangis namun setelah ia ditenangkan oleh gurunya akhirnya dia berhenti menagis namun dia tidak sadar bahwa sebenarnnya kepalanya sudah berdarah dan ia baru menyadari saat pelajaran berlangsung.
Pada tahun 2003 Rohmatul melanjutkan studi di SD Negeri Rajek. Saat itulah ia menemukan sahabat bernama Nurul Siyam Awwalia yang hingga saat ini masih menjadi sahabatnya. Pada saat duduk dibangku SD ia termasuk anak yang pintar karena selalu menempati peringkat 3 besar di kelasnya namun saat akhir tahun studinya ia menjadi anak yang nakal sehingga saat Ujian Nasional ia hanya mendapat peringkat 13 di kelasnya. Rohmatul mengakhiri masa studi sekolah dasarnya pada tahun ajaran 2008/2009 .
Tahun selanjutnya Rohmatul melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 1 Godong yang berjarak kurang lebih 4 KM dari desanya. Pada saat itulah ia sudah mengenal apa yang namanya cinta. Ia pertama kali pacaran saat umur 13 tahun, tepatnya saat duduk kelas 2 SMP. Saat itu kelas 2 SMP sedang melaksanakan study tour ke Jakarta dan tanpa diduga tiba-tiba saat di Bus teman sekelasnya mengungkapkan perasaannya pada Rohmatul. Dan akhirnya mereka berpacaran. Setelah 3 tahun menikmati masa nakalnya tepatnya tahun ajaran 2011/2012 ia lulus dari SMP tersebut dengan nilai yang memuaskan.
Pada tahun 2012 Rohmatul melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 1 Godong. Saat SMA tepatnya saat kelas 3 SMA ia bertemu dengan teman-teman yang sangat menyenangkan baginya, ada Tiwin, Adel, Santika, Sri, Ila, dan Septi dan akhirnya mereka bersabat.mereka menamai persahabatan mereka dengan nama “Anak-anak Mbok Sri” dan merekalah yang selalu membuat kelas mereka selalu menjadi ramai dan saat-saat itulah masa yang sangat menyenangkan yang dialami oleh Rohmatul. Saat itu mereka pernah merencanakan kalau mereka semua harus kuliah di universitas yang sama dan dikos yang sama, namun keinginan mereka tidak bisa tercapai karena diantara mereka semua tidak ada yang diterima di perguruan tinggi negeri dan tidak ada yang bersama di satu universitas.
Setelah Rohmatul menyelesaikan pendidikan di jenjang SMA, saat ini saya melanjutkan studi di salah satu Universitas swasta di Semarang, yaitu Universitas PGRI Semarang. Disitu ia mengambil program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebelumnya ia sudah mencoba jalur seleksi SNMPTN, SBMPTN, dan jalur Mandiri di salah satu niversitas negeri di Semarang, namun ia gagal dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru di universitas tersebut. Sebelumnya ia sempat minder untuk melanjutkan di Universitasnya saat ini, namun setelah ia mendapat banyak motivasi dari orang tua akhirnya ia bersemangat dan saat ini ia sangat bangga karena dapat kuliah di universitas tersebut. Rohmatul memiliki target selesai kuliah dan lulus dalam 4 tahun, dan semoga cita-cita tersebut dapat tercapai. Aamiin.