"Menulis,
Sebuah Kerja Kreatif"
Mungkin
‘menulis’ merupakan salah satu hal yang mudah dilakukan bagi sebagian orang,
tetapi banyak orang juga atau khususnya para siswa dan mahasiswa yang tidak
menyukai hal tersebut, yaitu menulis. Bukannya tidak suka, tetapi mereka lebih
menjurus ke ‘malas’ untuk menulis. Mereka merasa bahwa menulis itu gampang,
tapi pada kenyataannya ketika para siswa ataupun mahasiswa diberi tuga soleh
pengajar mereka untuk menulis esai, cerpen, puisi, atau hal lainnya mereka
pasti akan kebingungan untuk menuliskan
apa yang ada di pikiran mereka.
Orang-orang
yang tidak pernah atau jarang menulis pasti akan kesulitan menulis ketika
pertama kali, tetapi apabila orang-orang tersebut sering menulis maka lebih
mudah untuk mereka menuangkan pikiran mereka dalam bentuk tulisan. Sebenarnya
menulis itu mudah, kita hanya perlu menuangkan apa saja yang ada di pikiran
kita. Jangan takut salah, karena semua orang pasti akan belajar dari kesalahan
mereka, dan dengan kesalahan-kesalahan tersebut akhirnya kita bisa menjadi
benar.
Menulis
sangat erat kaitannya dengan membaca. Orang-orang yang sering membaca, baik itu
novel, cerpen, puisi ataupun artikel-artikel di internet pastinya akan lebih
mudah untuk menulis, karena mereka lebih mudah mendapat inspirasi dari
tulisan-tulisan yang telah mereka baca dan akhirnya mereka akan menuangkan
ide-ide tersebut ke dalam bentuk tulisan.
Saya
sendiri akhir-akhir ini sangat malah untuk membaca. Pernah dalam satu kurun
waktu, kira-kira kettika saya masih semester tiga saya sangat suka membaca.
Tulisan yang saya baca adalah fanfiction secara
online melalui gawai saya. Fanfiction merupakan cerita yang dibuat
oleh para fans K-Pop khususnya, yang pada cerita tersebut tokoh utamanya adalah
idola si penulis. Jika banyak orang yang menilai jika para k-popers (sebutan
fans k-pop) itu alay, taunya Cuma cowok ganteng itu salah. Banyak para K-popers
yang menjadi penulis dengan menulis fanfiction
dan diunggah di blog mereka. Bahkan tidak sedikit pula karya-karya yang
dicetak menjadi sebuah buku.
Bisa
dilihat jika para penulis fanfiction ini
bisa kreatif membuat cerita-cerita dari idolanya. Jadi para penulis ini
mejadikan idolanya sebagai inspirasi untuk ide-ide kreatif mereka yang akhirnya
dituangkan dalam bentuk tulisan yang sangat banyak digemari para remaja putri. Bahkan
tidak hanya remaja putri yang menggemari cerita-erita tersebut, banyak orang dewasa
juga yang menggemari cerita fanfition.
Kembali
ke topik utama kita yaitu menulis. Menulis bisa menjadi ajang kreasi bagi para
penulis. Para penulis akan berlomba-lomba dengan kreativitas mereka
masing-masing untuk membuat tulisan. Maka dari itu setiap tulisan (yang ditulis
oleh para penulis) memiliki ciri khas atau ciri khusu pada setiap tulisan
mereka. Yaaa karena mereka memiliki kreativitas yang berbeda.
Kreativitas-kreativitas tersebut bisa saja dilihat dari bahasa yang digunakan
oleh para penulis, cara penulis menggambarkan tokoh atau menggambarkan suatu
hal, dan masih banyak lagi. Jadi merupakan suatu wadah yang bisa dijadikan
sebagai ajang adu kreativitas para penulis.
Sebagai
penulis kita tidak boleh takut untuk mengungkapkan apa yang ada dipikiran kita.
Kebanyakan orang takut atau tidak mau menulis karena mereka bingung dengan apa
yang akan mereka tulis. Padahal mereka hanya perlu menulis apa yang ada
dipikiran mereka. Yaa langsung saja tulis. Jangan takut salah!
Menulis
merupakan suatu proses. Proses tersebut dimulai tulisan kita awalnya akan
‘mungkin’ akan diejek oleh sebagian orang. Namun sebagai penulis kita tidak
boleh putus asa dengan ejekan orang yang diujukan untuk kita, malah kita harus
menjadikan hinaan tersebut sebagai pegangan atau sebgai suatu hal yang dapat
memotivasi kita agar bisa membuat tulisan yang lebih baik nantinya. Selanjutnya
kita harus menambah kreativitas dalam menulis. Memang setiap orang memiliki
kreativitas yang berbeda, dari kreativitas yang berbeda itulah yang akan
menjadikan penulis mempunyai kekhasannya masing-masing. Preses selanjutnya
adalah para pembaca sudah bisa menerima atau sudah paham dengan apa yang kita
tulis, yang berarti tulisan kita sudah lebih menjadi lebih baik tentunya.
Seperti
penulis yang bernama Tegsa Teguh Satriyo yang juga mempunyai cerita tentang
proses menulis kretifnya. Proses kreatif penulisan puisi yang dijalani oleh
Tegsa Teguh Satriyo, ketika pertama kali menulis puisi ia mendapat hinaan dari
dosennya yakni Bapak Harjito. Tulisan pertama Tegsa Teguh Satriyo mendapat
komentar “welik” dari Bapak Harjito. Sampai akhirnya hinaan tersebut dijadikan
Tegsa Teguh Satriyo sebagai motivasi untuk membuat karya yang lebih baik lagi.
Selanjutnya Tegsa Teguh Satriyo menyerahkan karya keduanya kepada Bapak
Harjito, dan mendapat komentar “lumayan”. Setelah berusaha lebih kreatif lagi
akhirnya Tegsa Teguh Satriyo mendapat komentar yang lebih baik dari Bapak
Harjito. Sampai pada akhirnya sekarang Tegsa Teguh Satriyo dapat menerbitkan
sebuah buku kumpulan puisi berjudul “Jejak Tubuh”.
Kalu
melihat proses menulis dari Tegsa tidak ada alasan untuk kita jika kita tidak
mau menulis, karena menulis merupakan sebuah proses. Dari yang tidak bisa
menjadi bisa, dari yang tidak baik menjadi baik. Semangat meulis kreatif!